Rabu, 28 Februari 2018

Simbolisasi Dhammacakkappavattana Sutta di Vihara Mendut

Kajian ini didasarkan pada permasalahan tidak adanya deskripsi yang komprehensif mengenai simbol Dhammacakkappavattana Sutta (Khotbah tentang Pemutaran Roda Dhamma) yang ada di Vihara Mendut. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna secara holistik simbolisasi khotbah pertama yang memuat inti ajaran Buddha yaitu Dhammacakkappavattana Sutta yang terpahat pada media jendela kayu ruang dhammasālā belakang di kompleks Vihara Mendut.

Waluyo
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten
sadarsetiapsaat76@gmail.com


Kajian ini menggunakan metode analisis verstehen-interpretation (pemahaman dan interpretasi) dengan prosedur: (a) inventarisasi objek data empiris sebagai simple ideas; (b) pemberian dan penggalian tentang makna yang terkandung pada objek; (c) pemahaman melalui insight; dan (d) interpretasi. Objek material kajian ini adalah dua belas simbol khotbah pertama Buddha yaitu Dhammacakkappavattana Sutta yang terpahat pada jendela kayu sebagai satu rangkaian yang disusun secara berurutan sebagai penjelasan isi khotbah. Keabsahan kajian didasarkan pada konfirmabilitas yang mencerminkan objektivitas kajian.

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (a) khotbah Dhammacakkappavattana Sutta disimbolkan menjadi dua belas ikon atau karakter, yaitu dharmacakra (roda dharma) berjari-jari tiga puluh dan dharmacakra berjari-jari dua belas sebagai pendahuluan, kemudian cakra (roda) dengan tiga senar, dharmacakra berjari-jari delapan, dharmacakra dengan empat mata pisau masing-masing bersisi tebal  dan tipis, dharmacakra berjari-jari dua puluh empat, dharmacakra berjari-jari delapan, simbol teratai, lingkaran bergaris, simbol mata melihat gelombang, simbol mata tunggal, dan gong pecah; (b) simbol-simbol Dhammacakkappavattana Sutta dipahami dan diinterpretasi sebagai rangkaian penjelasan penuh makna yang mencerminkan isi khotbah, yaitu diawali dengan pelaksanaan pāramitā (kebajikan) yang berjumlah sepuluh masing-masing dengan tiga tingkatan, pemahaman hukum dependent origination, dua hal ekstrem yaitu hidup menyiksa diri dan mengumbar hawa nafsu, Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai middle way, pemahaman tentang Empat Kebenaran Ariya, rincian unsur Empat Kebenaran Ariya, Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai jalan yang harus dikembangkan, pelaksanaan sīla sebagai dasar, meditasi konsentrasi, meditasi vipassanā, timbulnya paññā, dan pencapaian Nibbāna.

Hasil simbolisasi Dhammacakkappavattana Sutta yang disederhanakan ke dalam ikon tertentu mempermudah pemahaman mengenai isi khotbah tersebut. Hal ini dapat digunakan sebagai media pendidikan Dharma yang lebih kontekstual dengan bahasa yang mudah dan powerful.

Simbolisasi Dhammacakkappavattana Sutta Di Vihara Mendut
Simbolisasi Dhammacakkappavattana Sutta Di Vihara Mendut
This study is based on the absence of a comprehensive description of the symbol of Dhammacakkappavattana Sutta (Sermon on the Dhamma Wheel) in the Mendut Monastery. This study aims to describe the holistic meaning of the symbolization of the first sermon containing the core of the Buddha's teachings, namely the Dhammacakkappavattana Sutta carved on the wooden window of the main dhammasālā  at the Mendut Monastery complex.

This study uses analytical methods of interpretation (understanding and interpretation) with procedures: (a) inventory of empirical data objects as simple ideas; (b) the granting and excavation of the meaning contained in the object; (c) understanding through insight; and (d) interpretation. The object material of this study is the twelve symbols of the first preaching of the Buddha, the Dhammacakkappavattana Sutta, carved in the wooden windows as a series arranged in sequence as an explanation of the content of the sermon. The validity of the study is based on a confirmability that reflects the objectivity of the study.

The results of the study show that: (a) the Dhammacakkappavattana Sutta's sermon is symbolized into twelve icons or characters, namely the dharmacakra with thirty spokes (thirty-dharma wheels) and the dharmacakra with twelve spokes as an introduction, then the dharmacakra with three strings, the dharmacakra with eight spokes, the dharmacakra with four blades in which each has thick and thin sides, the dharmacakra with twenty four spokes, the dharmacakra with eight spokes, the lotus symbol, the striped circle, the eye symbol seeing waves, the single eye symbols, and the broken gongs; (b) the symbols of the Dhammacakkappavattana Sutta are understood and interpreted as a well-organized meaningful explanations reflecting the content of the sermon. They are commenced by cultivating the  pāramitā (virtue) which is ten in number, each of which has three levels, the comprehension of the law of dependent origination, the two extremes namely self-mortification and self-indulgence, the Noble Eightfold Path as the middle way, the realization of the Four Noble Truths, the details of the Four Noble Truths, the Noble Eightfold Path as a path to be developed, the implementation of sīla as the basis, tranquility meditation, vipassanā meditation, the manifestation of paññā, and the attainment of Nibbāna.

The consequence of the Dhammacakkappavattana Symbolization simplified into a particular icon makes it easy to understand the content of the sermon. It can be used as a medium of Dharma education which is more contextual with an easy and powerful language.

Waluyo
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten
sadarsetiapsaat76@gmail.com

download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEST Analysis sebagai Strategi Peningkatan Pelayanan Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana PEST analysis sebagai strategi peningkatan pelayanan Perguruan Tinggi Keagamaan Budd...